Persaingan layanan transportasi berbasis aplikasi di tanah air saat ini
memang tengah sengit-sengitnya. Untuk bisa bersaing dan mendominasi
pasar tanah air, GoJek pun memberlakukan tarif murah untuk para
pelanggannya. Namun CEO GoJek Nadiem Makarim seperti dikutip dari
Reuters mengaku kalau hal seperti ini tidak bisa dilakukan secara terus
menerus.
Nadiem mengungkapkan kalau pemberian subsidi untuk kebijakan tarif
murah GoJek tersebut lama-lama akan memberatkan para investor. “Kalau
terus begitu, akhirnya Anda akan kehabisan uang,” Ujar pria lulusan
Harvard Business School tersebut. Dan untuk mengatasi masalah keuangan
yang terjadi, Nadiem pun kini tengah berusaha untuk menjaring investor
lain untuk perusahaannya itu.
Pria yang sehari-harinya menggunakan kacamata tersebut mengaku kalau
sudah ada perusahaan yang berniat untuk menjadi investor GoJek. Hanya
saja, Nadiem enggan menyebutkan siapa saja pihak yang tertarik untuk
menjadi penyokong dana GoJek itu. Dengan adanya suntikan dana dari
investor baru, Nadiem pun berharap agar GoJek bisa berkembang menjadi
perusahaan yang lebih besar.
Di pasar tanah air, GoJek bukanlah satu-satunya penyedia layanan ojek
berbasis aplikasi. Saat ini, pihak GoJek mencatat terdapat sebanyak 200
ribu pengemudi ojek yang menjadi terdaftar. Dan dalam kesehariannya,
para pengemudi ojek GoJek itupun harus bersaing dengan pengemudi ojek
berbasis aplikasi lainnya yang berasal dari Uber ataupun GrabBike.