Google Glass dibuktikan bisa bermanfaat
Agustus 26, 2018
0
Google Glass, kacamata canggih berteknologi augmented reality, dicap sebagai produk gagal walau dibekali berbagai teknologi canggih layaknya film sci-fi. Google terpaksa batal memproduksi Google Glass karena berbagai faktor, mulai dari efeknya terhadap kesehatan sampai kekhawatiran akan mengganggu privasi, karena penggunanya dapat mengambil gambar siapapun dan kapanpun tanpa diketahui.
Walau gagal dari sisi pemasaran, rupanya peneliti dari Stanford Medical School berhasil menemukan manfaat dari Google Glass. Kacamata ini mampu membantu anak-anak dengan gangguan autisme untuk belajar bersosialisasi dengan lebih baik.
Perangkat kamera pada Google Glass yang dikhawatirkan mampu melanggar privasi itulah yang justru menjadi komponen utama yang membantu anak-anak autis. Kamera ini dapat membantu mengidentifikasi emosi lawan bicara, sesuatu yang sangat sulit dilakukan anak-anak autis. Dengan mengetahui emosi dari raut wajah lawan bicaranya, anak-anak dengan kondisi autisme dapat berinteraksi dengan lebih baik.
Hal ini dibuktikan melalui riset yang dipublikasikan di jurnal NPJ Digital Medicine. Dalam penelitian ini, lebih dari 60 anak dengan gangguan autis diminta untuk menggunakan Google Glass yang sudah ditanam software khusus bernama Superpower Glass. Software ini berfungsi untuk melatih anak dalam mencocokkan raut wajah lawan bicara dengan emoji yang ada dalam Superpower Glass. Software ini juga berfungsi melatih anak untuk menjaga kontak mata dengan lawan bicarannya.
"Kami telah menyelesaikan dua studi yang melibatkan lebih dari 60 anak. Sejauh ini, kami berhasil membuktikan bahwa Superpower Glass sangat nyaman dan cocok digunakan untuk anak berusia mulai dari 3 tahun dengan berbagai kondisi spektrum autisme," ungkap Dennis Wall, Associate Professor dari Pediatrics, Psychiatry and Biomedical Data Sciences, Stanford Medical School, seperti dilansir laman Digital Trends.
Dennis menegaskan, pemakaian Google Glass pada anak autis bukan untuk digunakan sehari-hari, melainkan sebagai alat untuk melatih kemampuan bersosialisasi anak selama di rumah. Setelah dilatih selama beberapa minggu, diharapkan anak mampu berinteraksi dengan baik dan menjaga kontak mata dengan lawan bicaranya walau tanpa bantuan Google Glass.
Tidak hanya kecanggihan teknologinya saja yang membuat Google Glass berfungsi dengan baik pada anak, desainnya pun dinilai paling pas dibandingkan kacamata cerdas lainnya.
"Smart glass lainnya terlalu berat atau tebal, sehingga tidak praktis digunakan oleh anak-anak. Google Glass sangat ringan, mudah disesuaikan, dan pas untuk digunakan anak mulai dari usia tiga tahun," ujar Dennis.
Tags