Berita terbaru - Banyaknya follower di Twitter ternyata sudah tak zaman lagi sekarang. Pada 2006, platform itu membuatkan fitur yang memungkinkan sebuah akun diikuti berapa pengikut. Namun fitur itu belakangan dianggap tak terlalu penting.
"Saat itu kami tidak terlalu memikirkan mengenai dinamika yang terjadi sesudahnya," kata Kepala Eksekutif Twitter, Jack Dorsey, Senin 12 November 2018.
Dia mengatakan, menghitung metrik dari banyaknya jumlah follower sudah tidak bisa diimplementasikan lagi.
"Itu mungkin benar 12 tahun lalu. Tapi tidak hari ini," ujar Dorsey.
Menurut bisnis online, saat ini angka bukan lagi menjadi fokus. Namun menurutnya, yang terpenting adalah percakapan bermakna yang bisa dilakukan penggunanya.
"Paling penting seberapa banyak Anda melakukan percakapan bermakna
dalam platform. 'Berapa kali Anda mendapatkan balasan?'," ujar dia.
Kolom komentar pada Twitter tampil dengan beberapa perubahan besar. Perubahan ini dilakukan untuk mencoba membatasi penyebaran akun palsu.
Pada Juli lalu, Twitter mengatakan, jumlah pengikut ingin dibuat bermakna dan akurat dan untuk membangun kepercayaan serta percakapan yang sehat.
Twitter mengharuskan pemilik akun untuk memvalidasi akun mereka. Pengguna harus menyetel ulang password, langkah ini membuat banyak pengguna yang kehilangan follower-nya.
Kolom komentar pada Twitter tampil dengan beberapa perubahan besar. Perubahan ini dilakukan untuk mencoba membatasi penyebaran akun palsu.
Pada Juli lalu, Twitter mengatakan, jumlah pengikut ingin dibuat bermakna dan akurat dan untuk membangun kepercayaan serta percakapan yang sehat.
Twitter mengharuskan pemilik akun untuk memvalidasi akun mereka. Pengguna harus menyetel ulang password, langkah ini membuat banyak pengguna yang kehilangan follower-nya.