Perusahaan Ponsel China ini hampir bangkrut karena CEO
Daftar Isi
Berita terbaru - Merek ponsel China Gionee menghadapi masalah serius dan dilaporkan berada di ambang kebangkrutan.
Saat alasan hampir bangkrutnya Gionee belum jelas diketahui, laporan dari website China, Jiemian, mengklaim bahwa kebiasaan berjudi dari CEO-nya, Liu Lirong, lah yang telah menyebabkan masalah kebangkrutan tersebut.
Liron dikabarkan kehilangan lebih dari 10 miliar yuan (US$1,4 miliar atau sekitar Rp 20 triliun) akibat berjudi di sebuah kasino di Saipan."
Namun, setelahnya sang CEO mengaku "hanya kehilangan lebih dari satu miliar yuan (US$ 144 juta)," menurut laporan Android Authority, dilansir dari gadgetsnow.com, Sabtu (1/12/2018).
Perusahaan dikabarkan telah gagal membayar pemasok dan perusahaan kini tengah mengincar kesepakatan kerja lainnya.
"Hampir 20 pemasok mendaftarkan permohonan kepailitan dan reorganisasi Jinli ke Pengadilan Menengah Shenzhen setelah beberapa bulan penagihan utang pada 20 November," menurut Jiemian.
Menariknya, Liron mengatakan tidak memakai uang Gionee untuk berjudi tetapi mengaku "mungkin telah meminjam dana perusahaan".
Menurut bisnis online, di India, baru-baru ini dikabarkan Gionee berencana untuk menginvestasikan 650 crore (Rupee) di 2018 karena perusahaan berupaya menjadi salah satu dari lima merek ponsel terpopuler di India.
"Kami akan meningkatkan pengeluaran pemasaran tahun ini sekitar 30% dibandingkan dengan total investasi tahun lalu. Strategi kami adalah menghapuskan sekitar 20% dari harga ponsel pintar di kisaran Rs 8.000-20.000," kata National Sales Director India Gionee, Alok Shrivastava kepada PTI baru-baru ini.
Melansir gatgetsnow.com, Gionee kembali memasuki pasar India pada bulan April tahun ini dengan meluncurkan produk ponsel Gionee F205 dan Gionee S11 Lite. Kedua ponsel tersebut menargetkan pengguna yang selfie-centic di negara itu dan mengemas spesifikasi dasar dari smartphone mahal.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/fintec...ceo-kalah-judi
Posting Komentar