Elemensatu - Sebagian dari Anda mungkin menyukai desain interior hotel dengan warna-warna pastel. Sebagian lainnya mungkin kagum dengan desain monokrom yang mewah.
Namun, bagaimana kalau interior hotel yang Anda nginap dipenuhi oleh wallpaper bergambar sosis atau guling berwujud bratwurst?
Desain interior nyeleneh itu terdapat di Boebel Bratwurst Bed and Breakfast yang bertempat di suatu desa kecil di Rittersbach, dekat Nuernberg, Jerman. Keunikan ini membuat pihak hotel mengklaim diri sebagai “hotel sosis perdana” di dunia.
Pemilik hotel, Claus Boebel (48) mengungkapkan bahwa dirinya merupakan putra seorang butcher alias tukang daging. Ia mengaku, langkahnya ibarat menjadikan toko daging keluarganya menjadi hotel.
“Saya mendesain sendiri hotel ini. Sepertinya, saya bakal menggemarinya ketika liburan. Saya bosan dengan hotel-hotel biasa dengan dinding berwarna putihnya. Saya suka pengalaman unik, hotel dengan desain yang bertema,” ujarnya.
Boebel tidak sembarang bicara. Saat ini, wisata berbasis pengalaman (experience-led travel) sedang naik daun. Boebel mengaku, kampung halamannya tidak spektakuler dan tidak pernah menjadi tujuan wisata sebelum hotelnya beroperasi.
“Saya ingin membawa semua turis di seluruh dunia ke Rittersbach. Tiada kastil, tiada situs wisata, tapi ada hotel ini,” tambahnya.
Boebel Bratwurst Bed and Breakfast resmi dibuka September 2018. Sejak itu, Boebel mengklaim bahwa pihaknya telah menerima berbagai tamu dari berbagai negara.
“Pada empat bulan pertama, kami kedatangan turis Cina, Jepang, Nigeria, Perancis, Italia, Swedia, dan Spanyol. Orang-orang yang tidak menikmati desain ini tidak akan memesan,” ujar Boebel yang mengaku kalau tamu-tamunya adalah mereka yang telah melihat foto-foto hotel ini sebelumnya," katanya.
Sosis-sosis di hotel ini tidak sekadar dekorasi. Tersedia pula berbagai bratwurst hingga kelas memasak yang bisa tamu nikmati di “Wurst-arant”, julukan Boebel bagi restoran hotelnya.
Meski begitu, Boebel tidak berniat mengekspansi bisnis hotelnya. Ia ingin menjadi pemilik hotel yang dapat berbincang langsung dengan tamunya, alih-alih hanya menguras kocek mereka. Ia
mengaku bahagia jika hidup cukup.
“Kalau ketujuh kamar terpesan, saya akan dapat uang lebih. Tapi, toh saya tetap tak sanggup menelan lebih dari dua sosis setiap makan siang dan makan malam. Bagi saya, hidup tak serta-merta berarti lebih baik jika kamar saya terpesan banyak," tutupnya merendah.