Elemensatu - Penerapan teknologi 5G kini menjadi pembicaraan global. Teknologi ini dianggap sebagai masa depan industri telekomunikasi dunia.
Jepang, Korea Selatan, China, dan Amerika Serikat (AS) sedang berlomba-lomba menjadi yang pertama meluncurkan teknologi 5G. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Direktur Utama Telkomsel Ririek Ardiansyah mengatakan dari sisi use case teknologi 5G sangat bagus, namun secara riil belum menjadi kebutuhan. Para pelaku juga masih kebingungan bagaimana cara monetisasi layanan ini.
Ririek mencontohkan penggunaan teknologi 5G pada mobil otonom. Teknologi
ini bagus digunakan di jalanan bila semua mobil otonom tetapi jalanan
Indonesia masih banyak menggunakan mobil dengan sopir.
"Sekarang ini negara maju banyak menggunakan teknologi 5G di kompleks rumah untuk gantikan serat optik. Tetapi melayani ini masih bisa digunakan melalui jaringan 4G," ujar Ririek Ardiansyah dalam konferensi pers di Hotel Trans Resort Bali, Selasa (30/4/2019).
"Di Indonesia untuk penggunaan komersial secara umum sangat sulit diterapkan. Tapi kami yakin masih bisa dilakukan untuk area tertentu," lanjutnya.
Ririek menambahkan bila kebutuhannya cukup besar dan spektrum tersedia, maka pihaknya siap menjadi yang terdepan mengimplementasikan 5G.
"Sekarang ini negara maju banyak menggunakan teknologi 5G di kompleks rumah untuk gantikan serat optik. Tetapi melayani ini masih bisa digunakan melalui jaringan 4G," ujar Ririek Ardiansyah dalam konferensi pers di Hotel Trans Resort Bali, Selasa (30/4/2019).
"Di Indonesia untuk penggunaan komersial secara umum sangat sulit diterapkan. Tapi kami yakin masih bisa dilakukan untuk area tertentu," lanjutnya.
Ririek menambahkan bila kebutuhannya cukup besar dan spektrum tersedia, maka pihaknya siap menjadi yang terdepan mengimplementasikan 5G.
4G LTE
Ketimbang 5G, Telkomsel kini fokus kembangkan jaringan 4G LTE, jaringan
4,5 LTE advance dan jaringan 4.9 LTE advance Pro. Telkomsel berencana
mematikan jaringan 3G dan mendorong pengguna bermigrasi ke 4G.
"3G kualitas coverage (cakupan jaringan) naik turun karena saat diciptakan masih setengah melayani voice (panggilan suara) dan setengah data. Sementara 4G basis data jauh lebih efisien karena optimalisasi data," ujar Ririek.
Ririek menjelaskan untuk jaringan 2G akan dipertahankan. Sebab, masih banyak pengguna yang masih setia menggunakan feature phone (ponsel lawas) yang hanya bisa digunakan untuk layanan telepon dan SMS.
"Sejauh ini masih banyak pelanggan yang menggunakan feature phone jadi belum akan dimatikan. Kualitas 2G akan tetap dijaga," ungkapnya.
"3G kualitas coverage (cakupan jaringan) naik turun karena saat diciptakan masih setengah melayani voice (panggilan suara) dan setengah data. Sementara 4G basis data jauh lebih efisien karena optimalisasi data," ujar Ririek.
Ririek menjelaskan untuk jaringan 2G akan dipertahankan. Sebab, masih banyak pengguna yang masih setia menggunakan feature phone (ponsel lawas) yang hanya bisa digunakan untuk layanan telepon dan SMS.
"Sejauh ini masih banyak pelanggan yang menggunakan feature phone jadi belum akan dimatikan. Kualitas 2G akan tetap dijaga," ungkapnya.