Ajang Grand Final dari audisi esports First Warriors bulan November kemarin telah menganugerahkan satu unit mobil Renault KWID Climber bagi peraih predikat Most Valuable Player.
Aksi ini tidak lain merupakan efek akumulasi dari tren esports yang sedang happening dan berhasil menangkap perhatian dari berbagai brand yang bukan berasal dari industri teknologi ataupun game.
Pada tulisan ini, kita akan melihat perkembangan apa saja yang sudah berhasil diraih oleh industri esports ini. Mari kita simak bersama-sama beberapa berita serta sejarah asal muasal kemunculan otomotif dalam dunia video game.
Pada saat gelaran expo Gamescom 2019 di Jerman, perusahaan mobil Ford mengumumkan bahwa mereka akan membentuk tim esports mereka sendiri yang bernama Fordzilla.
Ford melakukan proses perekrutannya di Gamescom untuk tim-tim nasional dari berbagai negara, yaitu Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, dan Inggris. Selanjutnya, para top player dari tim-tim nasional tersebut nantinya akan disatukan sebagai tim perwakilan Eropa.
Berdasarkan pengumuman dari Ford, mereka akan menyusun tim sebelum tahun 2019 berakhir dan akan mulai ikut perlombaan pada tahun 2020.
Untuk memulai perjalanan timnya, mereka akan mulai dengan berkompetisi di Forza Motorsport 7 racing simulator untuk platform PC dan Xbox One, dan turnamen racing game lainnya. Sejauh ini, menurut Esports Earnings, turnamen Forza Motorsport 7 telah memberikan total hadiah sebesar 366 ribu dolar Amerika semenjak perilisannya di tahun 2017.
Menurut berita hiburan terkini 2020, Ford juga mempunyai hubungan baik dengan game studio Turn 10, pengembang dari franchise Forza Motorsport.
Sejak tahun 2017, Ford adalah satu-satunya perusahaan otomotif yang selalu berpartisipasi dalam Gamescom. Kehadiran Ford juga tidak tanggung-tanggung. Pada tahun 2018, keluaran mobil terbaru Ford Ranger Raptor justru diumumkan di Gamescom.
Ford menunjukkan ketertarikan mereka terhadap prospek dunia esports, dan terus memantau perkembangan genre racing. Mereka berharap bisa mendapatkan viewer yang melihat mobil Ford dalam arena digital dan player yang sering ‘mengemudikan’ mobil ini, tertarik untuk membeli mobil Ford di dunia nyata.
Bukan hanya Ford saja yang tertarik melihat potensi perkembangan dunia esports. Meski berada di ‘arena’ yang berbeda, perusahaan otomotif Honda juga berpartisipasi sebagai sponsor tunggal dari League of Legends Championship Series (LCS) yang dimulai pada bulan Agustus 2019.
Selain menjadi sponsor turnamen ini, Honda juga menjadi official partner untuk Team Liquid selama durasi turnamen ini.
Phil Hruska yang menjabat sebagai Manager of Media Strategy dari perusahaan Honda, menyampaikan bagaimana hubungan kerja sama mereka dengan LCS bertujuan untuk mendorong kaum muda dari penonton LCS dan fans dari Team Liquid menjadi tertarik untuk membeli mobil mereka.
Phil juga menambahkan, “Kami sadar akan semangat para esports fans dan dukungan mereka untuk komunitas gaming. Honda berkomitmen penuh untuk menciptakan pengalaman unik yang tak terlupakan untuk gamer saat kami bergerak ke fase Honda berikutnya dalam esports dan gaming.”
Selama LCS berjalan, Team Liquid yang disponsori Honda terus merilis video promosional pendek dengan produk Honda, dan video ini langsung dibagikan ke berbagai akun media sosial mereka yang ada di YouTube, Reddit, Twitter, Facebook, dan Instagram.
Mercedes-Benz di tahun 2018 kemarin telah memperpanjang hubungan kerja samanya dengan ESL untuk seri turnamen ESL One DotA 2 hingga 31 Desember 2020.
Hubungan kerja sama tersebut juga akan mencakup turnamen-turnamen nasional dan global, sejak Mercedes-Benz mendukung kompetisi yang ada di Jerman, Malaysia, Polandia, dan Inggris setahun yang lalu. Namun, informasi mengenai nominal sponsor tidak disebutkan.
Dalam memperpanjang program kerja samanya, Mercedes-Benz telah dinamakan sebagai ESL Global Mobility Partner. Perusahaan Daimler ini akan terus memfasilitasi hadiah untuk atlet esports yang mendapatkan titel Most Valuable Player di acara ESL One DotA 2 dengan sebuah mobil Mercedes-Benz baru dan piala khusus.
“Sebagai brand global, kami ingin membuka diri untuk target pasar yang baru. Esports memberi kami kesempatan untuk berbicara dengan kaum muda, terutama dengan mereka yang dekat dengan teknologi.
Kami sangat senang karena telah ikut di dalam tumbuh pesatnya komunitas gaming dan olahraga yang penuh aksi dan menegangkan,“ ucap Britta Seeger, anggota dewan manajemen Daimler yang bertanggung jawab untuk pemasaran dan penjualan mobil Mercedes-Benz.
Setelah kita mengupas bagaimana progress dari brand otomotif dalam mensponsori industri esports, bekerja sama dengan game developer, dari proses pembuatan game hingga babak esports; selanjutnya kita akan melihat kembali ke belakang bagaimana sejarah awal dari semua ini.
Dimulai sejak masa dimana grafis video game masih sangat primitif, sebuah video game hanya bisa dibuat oleh beberapa orang saja. Pada saat itu, bentuk mobil dalam game masih sangat abstrak sehingga belum bisa memakai nama mobil yang ada di dunia nyata.
Perubahan mulai terasa saat memasuki zaman teknologi 3D dimana bentuk mobil bisa dibuat mirip dengan brand asli. Namun, di tahap ini tingkat penjualan video game masih cukup rendah sehingga para game developer masih menganggap biaya licencing berada di luar budget mereka.
Pada zaman ini juga belum ada racing game yang punya izin untuk memakai nama brand mobil yang asli, dan audience dari video game masih sangat kecil sehingga perusahaan otomotif belum melihat adanya potensi untuk branding melalui medium ini.
Kemudian pada tahun 1994, dengan seri pertama titel Need for Speed, mereka menjadi titel racing game yang pertama untuk memakai nama mobil asli. Di sini mereka bukan hanya meminjam nama dan bentuk mobil saja, tapi mereka juga mengikuti berapa horse power dan kecepatan maksimum dari mobil aslinya.
Melihat inovasi ini, banyak game lain yang ikut terpacu untuk menggunakan model mobil asli ke dalam titel mereka.
Dari proses licensing ini, para game developer bukan hanya terikat dalam proses pembayaran izin saja, mereka masih terikat dengan berbagai aturan terhadap representasi mobil digital ini selama gameplay. Misalnya seperti bagaimana reaksi mobil dalam skenario saat kecelakaan in-game.
Dikutip dari wawancara Mark Bentley selaku Ford Licensing Manager:
“Kami tidak mau melihat mobil terbalik tanpa alasan atau terbakar tiba-tiba. Bila pemain tidak mengemudi dengan baik dan mobil rusak karena jatuh ke dalam jurang, hal ini bisa dimengerti sebagai kesalahan dari pengemudinya.
Akan tetapi, kami tidak mau hadir di game Burnout yang inti dari permainannya adalah untuk menghancurkan. Melukai hewan atau manusia termasuk dalam daftar larangan Ford.”
Setelah proses licensing, para game developer masih terikat akan bagaimana mereka bisa memakai mobilnya. Mereka harus melapor kepada perusahaan mobil selama proses pembuatan game hingga rilis.
Contohnya, game Alan Wake dengan genre psychological thriller ini sudah terlihat jelas bahwa game ini bukan bergenre racing game. Dalam game ini, ada adegan dimana karakter utama ini mengalami kecelakaan saat membawa mobil dan tidak kelihatan airbag mobilnya aktif. Melihat adegan ini, perusahaan Ford menyuruh mereka untuk membuat ulang dengan penambahan airbag.
Kebanyakan proses licensing datang dari permintaan pihak game developer yang biasanya memberikan uang ke perusahaan mobil.
Hal ini secara perlahan sudah mulai berubah berkat efek dari kematangan industri video game. Tidak lagi mengikuti pola yang sama, kini Ford yang justru memberikan uang “subsidi” terhadap game developer untuk memasukkan mobil mereka. Ford mengakui bahwa mereka melihat peningkatan positif terhadap brand mereka.
Menurut data dari hasil penelitian brand yang diberikan oleh Ford, mereka melihat efek positif terhadap in-game advertisements dengan hasil survei:
- 36% peningkatan brand rating,
- 28% peningkatan dalam pertimbangan pembelian,
- 39% peningkatan rekomendasi brand,
- 45% gamer berminat untuk mengendarai Ford Focus,
- 30% gamer setuju dengan harga Ford Focus,
Bila survei yang dilakukan Ford ini terbukti benar adanya, sangat memungkinkan ke depannya perusahaan otomotif lain tertarik untuk mengalokasikan dana dari promosi iklan TV dan banner di pinggir jalan menuju dana sponsorship terhadap perlombaan esports dan in-game advertisement.
Sumber : esportsnesia