Menjelang Natal 2019, ada pemandangan yang berbeda di Aquarium Tennessee, Amerika Serikat. Seekor belut listrik bernama Miguel Wattson mampu menyalakan kerlap-kerlip lampu yang terpasang di pohon Natal dengan muatan bio-listriknya.
Pameran bertajuk “Shocking around the Christmas Tree” menampilkan sistem kelistrikan yang dirancang secara khusus untuk bisa terhubung ke akuarium Miguel dan menghasilkan cahaya pada pohon natal yang ada di sampingnya.
"Setiap kali Miguel melepaskan listrik, sensor di dalam air mengirimkan muatan ke satu set speaker," kata Joey Turnipseed, spesialis produksi audio-visual Aquarium, dalam sebuah pernyataannya sebagaimana dilansir IFL Science. "Speaker mengubah debit menjadi suara yang Anda dengar dan lampu berkedip meriah."
Lampu-lampu itu sebenarnya tidak benar-benar dinyalakan secara langsung oleh Wattson. Sebaliknya, intensitas cahaya lampu akan muncul sesuai dengan muatan listrik yang dikeluarkan Miguel, dan kemudian diambil oleh sensor tangki yang terhubung ke pohon Natal.
Perlu diketahui, belut listrik tidak serta merta mereka diklasifikasikan sebagai spesies belut. Sebab ikan air tawar ini lebih dekat hubungannya dengan ikan lele dan ikan mas ketimbang dengan belut.
Menurut Smithsonian National Zoo and Conservation Biology Institute, seekor belut listrik bisa menghasilkan daya hingga 800 volt, dan itu cukup untuk menyalakan sebuah kulkas. Ikan yang memiliki nama ilmiah Electrophorus electricus dapat ditemukan di sungai-sungai keruh yang mengalir lambat di Amerika Selatan bagian utara.
Ketika musim kemarau tiba dan debit air sungai menyusut, E. electricus berisiko menjadi mangsa para predator yang berburu di perairan dangkal. Kendati begitu, belut listrik memiliki pertahanan yang cukup bagus, karena ia akan memanfaatkan air sebagai penghantar listrik ketika predator menyerangnya. Saat upayanya tidak berhasil, ia akan melompat keluar dari air dan menggeser tubuhnya ke arah predator, sekaligus mengeluarkan kejutan listrik secara langsung.
Selain menyerang, belut juga mengeluarkan daya kejutnya untuk berburu.
Hidup di perairan berlumpur membuat ia kesulitan untuk menemukan mangsa. Dalam hal ini, mereka akan memanfaatkan bulu-bulu yang terdapat di sepanjang tubuhnya atau dikenal dengan sistem garis literal, untuk mendeteksi perubahan tekanan pada air di sekitarnya.
Ketika santapannya mendekat, dengan cepat ia akan mengeluarkan sejumlah energi listrik yang disebut doublet. Daya kejut itu bisa membuat korbannya lumpuh seketika.
Uniknya, setiap individu E. electricus dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan debit listrik yang berdenyut di dalam organnya, ketika belut jantan dan betina akan memancarkan frekuensi yang berbeda.