"Anda dilindungi hukum untuk membagikan informasi ini dan Anda harus membagikannya sehingga rekan kerja Anda dapat menentukan apakah mereka dibayar tidak layak. Namun Anda tetap harus waspada," tulis keterangan di formulir Google tersebut.
Adapun informasi saling dibagikan adalah gaji pokok, bonus tunai, bonus lain yang diterima dalam bentuk saham, dan kenaikan gaji berdasarkan prestasi.
Dalam harian artikel terbaru, kebanyakan, responden adalah karyawan muda atau di tingkat junior.
Baca juga: Microsoft Word Bisa Ubah Rekaman Suara Jadi Tulisan
Berdasarkan situs pengukuran level pegawai, Levls.fyi, sekitar 250 dari 310 responden berada di level 59-62. Di Microsoft, level pegawai dimulai dari angka 59 hingga 80. Posisi senior di Microsoft biasanya mulai pada angka 63.
Dari file spreadsheet yang beredar, rata-rata engineer pemula (entry-level) atau program manager mendapatkan bayaran total sebesar 125.665 dollar AS atau sekitar Rp 1,8 miliar per tahun (dengan kurs rupiah saat berita ini ditulis).
Sebagian besar atau sekitar 87 persen rata-rata berpenghasilan 111.096 dollar AS atau sekitar Rp Rp 1,6 miliar per tahun.
Sementara, bonus tunai rata-rata yang diterima sebesar 10,701 dollar AS atau sekitar Rp 158,6 juta dan bonus berupa saham senilai 3.687 dollar AS atau sekitar Rp 57,3 juta.
Di level 62, bonus dan kompensasi tahunan menjadi lebih besar. Kompensasi total di level itu rata-rata mencapai 174,962 dollar AS atau sekitar Rp 2,5 miliar per tahun dan rata-rata bonus tunai 20,028 dollar AS atau sekitar Rp 296 juta.
Sedangkan untuk bonus berupa saham rata-rata mencapai 13,713 dollar AS atau sekitar Rp 203 juta. Pembayaran yang diterima pegawai di level ini mencapai 141.220 dollar AS atau sekitar Rp 2 miliar.
Di level 64 yang diisi oleh 11 responden, penghasilan dihitung dari rata-rata total kompensasi yang mencapai 234.249 dollar AS atau sekitar Rp 3,4 miliar per tahun.
Berbagi informasi pendapatan menjadi "tradisi" karyawan Microsoft tiap tahunnya untuk mendorong perusahaan agar memberikan kompensasi yang adil.
Sebagian besar responden adalah karyawan yang berlokasi di markas besar Microsoft di Redmond, Washington, Amerika Serikat.
Tahun lalu, masih menurut laporan OneZero, ada 400 lebih karyawan yang saling berbagi informasi. Total karyawan Microsoft di seluruh dunia mencapai lebih dari 150.000.
Khusus untuk tahun ini, formulir turut memuat dua pertanyaan tambahan. Pertama terkait soal warna kulit dan kedua adalah soal adakah kecendurngan termarjinalisasi karena gender.
Tahun 2019 lalu, Microsoft didera isu diskriminasi dan pelecehan seksual. Karyawan perempuan Microsoft mengirimkan e-mail ke petinggi perusahaan yang berisi cerita pelecehan seksual dan diskriminasi jabatan yang dialami karyawan perempuan.
Microsoft sendiri saat ini mulai rajin mempublikasikan informasi terbaru terkait keberagaman di perusahaannya menunjukan sentimen mereka terhadap isu kesetaraan.
Menurut file spreadsheet terbaru, mayoritas atau 194 dari 310 responden mengatakan mereka adalah karyawan non-kulit putih.
Sementara 68 responden mengaku masih merasa termarjinalkan atau berada pada risiko termarjinalisasi karena gender. Sebanyak 22 persen dari total responden mengatakan bahwa gender atau identitas gender mereka menghambat mereka dalam bekerja.