Perubahan kebijakan privasi yang baru saja diumumkan WhatsApp, membuat mereka yang konsen terhadap data pribadi mulai berniat untuk meninggalkan aplikasi perpesanan itu.
Salah satunya adalah orang terkaya di dunia, Elon Musk sang pemilik perusahaan mobil listrik Tesla dan roket SpaceX. Elon Musk, baru-baru ini menyarankan aplikasi ini ke pengikutnya (followers) di Twitter.
"Pakai Signal", twit Elon.
Menurut laporan The Verge, setelah dipromosikan oleh Elon Musk, aplikasi Signal kebanjiran pengguna baru sehingga membuat server mereka kepayahan dalam mengirimkan kode verifikasi untuk pengguna baru.
Bukan cuma Elon Musk, pada 2016 lalu, whistleblower fenomenal, Edward Snowden juga "mempromosikan" Signal.
Lantas, apa sebenarnya aplikasi Signal? Signal adalah aplikasi perpesanan sebagaimana WhatsApp. Aplikasi ini bisa diunduh di platform Android maupun iOS dan tersedia pula untuk versi desktop.
Seperti WhatsApp, Signal juga bisa digunakan secara gratis dan terenkripsi. Antarmuka aplikasi ini hampir serupa dengan WhatsApp, termasuk fitur-fitur di dalamnya.
Tak heran, sebab pembuatnya adalah orang yang sama. Signal dikembangkan oleh Signal Foundation dan Signal Messenger LLC.
Signal Foundation adalah lembaga non-profit yang didirikan oleh founder WhatsApp, Brian Acton pada tahun 2018, setelah dirinya hengkang dari Facebook Inc.
Berbeda dengan WhatsApp, Signal dikembangkan dengan model swadaya. Pengguna bisa menjadi donatur untuk Signal Foundation yang menyebut ingin mengembangkan layanan komunikasi yang mengutamakan privasi.
Dirangkum dari Cnet, agak sulit mengalahkan Signal dalam urusan privasi. Aplikasi ini disebut tidak menyimpan data penggunanya sama sekali.
Hal ini juga diungkap Forbes yang memaparkan perbandingan metadata dari berbagai aplikasi perpesanan, seperti WhatsApp, iMessage, Facebook Messenger, dan Signal.
Dari tabel yang ditampilkan, Signal tidak menghimpun data apa pun dari penggunanya, selisih yang jauh berbeda dari metadata yang dihimpun WhatsApp dan Facebook Messenger.
Dalam laman kebijakan privasinya, Signal mengklaim bahwa mereka menggunakan enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) dan sistem keamanan yang modern. Semua pesan dan panggilan pengguna akan dienkripsi sepenuhnya.
"Mereka (data pengguna) tidak akan dibagikan atau dilihat oleh siapapun kecuali anda dan penerima pesan," begitu catatan kebijakan privasi Signal.
Tidak hanya pesan, informasi pengguna, termasuk nomor yang digunakan untuk registrasi, profil, dan foto profil juga akan dienkripsi.
Pada 2018 lalu, Signal memperkenalkan Sealed Sender, fitur privasi mutakhir yang akan menyembunyikan siapa pengirim pesan dan siapa penerimanya. Fitur ini akan semakin melindungi metadata pengguna di sistem back-end.
Seperti dikatakan sebelumnya, fitu-fitur di Signal persis seperti yang tersedia di WhatsApp, termasuk fitur dasar seperti pesan teks, gambar, video, suara, GIF, dan dokumen. Signal juga memiliki fitur mute, video call personal dan grup hingga lima orang.
Ada pula fitur disappearing messages atau menghapus pesan otomatis yang baru-baru ini ditambahkan WhatsApp. Bedanya, di Signal pengguna bisa mengatur waktu kapan pesan otomatis terhapus, mulai dari 5 detik hingga 7 hari.
Sementara WhatsApp hanya menyediakan default hapus pesan setelah 7 hari. Karena kemiripan fitur ini, kemungkinan besar pengguna WhatsApp yang hijrah ke Signal tidak akan menemukan kesulitan dalam beradaptasi.
Sumber : MSN